Rabu, 01 April 2009

Kijang Innova : Tips Dan Trik Untuk Menembus 1:15

Dealer Toyota Jakarta Barat, IndonesiaBisakah Kijang Innova Anda menempuh jarak 15 km lebih dengan 1 liter bensin saat ke luar kota? Herry Sembodo berhasil membuktikannya akhir Februari lalu melalui ajang kompetisi irit sesama anggota Innova Community. Menempuh rute Jakarta-Ciwiduey pergi-pulang, ia menjadi peserta teririt dengan angka tertinggi 15,490 km per liter.

Kijang Innova yang dikendarai mahasiswa pasca-sarjana (S2) jurusan Hospitality Universitas Trisakti itu produksi 2007 dengan keempat roda standar. Saat lomba menggunakan bahan bakar premium. "Kalau sehari-hari biasanya pakai bahan bakar oplosan dengan perbandingan 50:50 (premium : pertamax)," ujar Herry membuka cerita.

Ganti saringan udara
Ada yang tidak percaya Kijang Innova-nya bisa melesat sejauh 15,490 km dengan satu liter bensin. "Saya bersedia untuk diuji ulang. Mau dites pakai alat sekalipun," tantang Herry.

Mesin 1TR-FE 4 silinder segaris memang sudah mendapat sentuhan ringan. Saringan udara bawaan standar model kering diganti dengan bentuk lebih kecil dan bisa dicuci. "Kalau aslinya terlalu besar sehingga susah napasnya," jelas Herry.

Tambahan lainnya, ground wire dan auxccelery air induction (AAI) buatan lokal. Innova yang boyo tenaga bawahnya, dengan peranti AAI, tak perlu memaksa pedal gas.

"Walau ada sedikit perubahan pada mesin, tanpa didukung teknik mengemudi yang benar, juga enggak bakalan dapat segitu," papar Herry. Jadi, selama perjalanan Jakarta-Ciwideuy ia menjaga putaran mesin antara 2.500 dan 3.000 rpm. Menurutnya, itulah putaran mesin paling ideal buat Innova untuk mencapai konsumsi yang baik.

Trik lainnya, ia menjaga kecepatan tidak lebih dari 110 km/jam, lagi pula iring-iringan. Kemudian, saat menghadapi jalanan menurun, tongkat persneling diposisikan ke lima, "Sementara teman-teman ada yang dinetralkan," sebutnya.

Cuma itu saja. Ketika kecepatan melamban dan hampir berhenti, untuk melaju awal cukup menggunakan gigi dua. Lalu, posisi AC ditempatkan paling rendah (low) dengan suhu temperatur setengah. Ini berkaitan dengan kerja mesin yang tidak terlalu berat.

Untuk dalam kota, menurut Herry bisa mencapai 1:12 dengan kondisi stop and go yang tidak sering. Teknik mengemudi yang dipakai hampir sama dengan lomba. Putaran mesin bermain di angka ideal. Kemudian, setiap start (habis kena macet), pedal gas ditekan dengan perlahan.

Yang paling penting, kondisi mesin harus dijaga. Herry mengaku ganti oli setiap 5.000 km berikut saringan olinya. Toyota sendiri menganjurkan 10.000 km. "Mesin kan terus berputar, jadi enggak bisa dipatok dengan angka saja," tegasnya.

Kemudian, setiap sebulan sekali, filter udaranya yang sudah ganti model itu dicuci. "Bisa dua bulan, tergantung kondisi jalan. Kalau berdebu bisa lebih cepat," tutupnya.

0 komentar:

Posting Komentar